Jakarta, Kominfo – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dan ikut menyebarkan informasi hoaks yang berkaitan dengan Novel Coronavirus (2009-nCoV) di media sosial.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menegaskan adanya potensi malware yang bisa digunakan untuk mengakses data pribadi dalam gawai. “Berita hoaks juga menimbulkan kerugian lain. Biasanya dalam websitenya dimasukan tautan-tautan terhubung malware yang akan mencuri data-data yang ada di gadget kita,” ujarnya saat Konferensi Pers tentang Komunikasi Publik Penanganan Virus Corona di Ruang Serbaguna Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (03/02/2020).
Menurut DIrjen Semuel setiap kali ada hal yang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat, berpeluang dimanfaarkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk menyebarkan malware atau perangkat lunak perusak.
“Malware nempelnya di hoaks-hoaks ini supaya bisa memancing penasaran orang untuk membuka. Jadi jangan sembarangan membuka apalagi tidak tahu siapa yang mengirimkannya,” tuturnya.
Dirjen Aptika meminta masyarakat berhati-hati ketika menerima informasi melalui SMS, email atau media sosial yang ada dalam gawai. “Ada pihak-pihak yang memanfaatkan untuk menyebarkan malware. Karena itu masyarakat harus hati-hati bilamana mendapatkan informasi baik di media sosial, email maupun SMS,” ungkapnya.
Menurut Dirjen Semuel, guna mencegah peredaran malware yang mengiringi hoaks terkait Virus Corona, Kementerian Kominfo akan berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). “Mereka akan memonitor malware yang masuk ke Indonesia. Tapi yang terpenting saat ini masyarakat tidak mengklik link yang terdapat di konten hoaks. Karena kemungkinan besar hacker menaruh malware di situ,” jelasnya.