Jakarta, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan, penggunaan dan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi terus dilakukan pengembangan dalam rangka menyempurnakan aplikasi tersebut. Diketahui, aplikasi ini juga telah diunduh oleh lebih dari tiga juta pengguna.
“Hingga sore hari ini masyarakat yang telah melakukan download atau instalasi aplikasi ini melalui Google Playstore dan App Store sebanyak 3,944, 793 juta dari pengguna-pengguna smartphone yang ada di Indonesia,” tutur Menteri Johnny melalui Konfrensi Pers secara daring dari Ruang Serbaguna Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Jum’at (12/06/2020)
Mengingat pentingnya aplikasi PeduliLindungi bagi masyarakat agar mencegah dan mengetahui gerakan dan persebaran dari Covid-19, Menteri Kominfo menyampaikan beberapa hal terkait dengan pengembangan-pengembangan yang dilakukan untuk menyempurnakan aplikasi tersebut.
Salah satu fitur yang telah ada dalam Aplikasi PeduliLindungi adalah contact tracing yang dapat dilakukan hingga 14 hari kebelakang dengan menggunakan teknologi bluetooth. Sementara itu, tracking close contact pengguna menggunakan GPS, serta fencing untuk mendukung isolasi mandiri pengguna menggunakan juga teknologi GPS atau Global Positioning system.
“Kami tentu harapkan bahwa aplikasi ini dan dasbord-nya yang sudah berada di Kementerian Kesehatan dapat digunakan, khususnya dalam rangka melakukan monitoring pergerakan atau dasbord fencing dari pasien atau orang yang sedang melakukan karantina mandiri,” jelas Menteri Johnny
Selain itu ada fitur yang terhubung dashboard. Apabila melewati batas wilayah karantina sampai dengan 500 meter, lanjut Menteri Johnny, user atau pengguna yang bersangkutan langsung terlhat dalam dasbord. Kemudian, para pejabat, dokter-dokter atau operator-operator yang ada di dasbord Kementerian Kesehatan bisa langsung mengingatkan kepada pasien untuk segera kembali ke wilayah karantina atau isolasi mandirinya, serta dapat melakukan juga melalui pendekatan-pendekatan offline setelahnya.
“Notifikasi zona terdampak dan informasi lokasi sekitarnya dalam hal ini perubahan Rumah Sakit maupun apotik-apotik terdekat, histori atau sejarah perjalanan atau lokasi user dengan menggunakan GPS teknologi, teledokter atau periksa kesehatan mandiri dengan periksa dan BPPT, dan konsultasi dokter online dengan Halodoc dan Prosehat,” ujar Menkominfo
QR Code untuk Digital Diary
Pengembangan apikasi selanjutnya adalah QR Code untuk digital diary perjalanan pengguna, sehingga di dalam aplikasi PeduliLindungi sudah mengadopsi GPS System dan Digital Diary.
“QR Code untuk WNI dan WNA yang memasuki wilayah yurisdiksi nasional kita, batas negara di tujuh pintu atau gate imigrasi, dan dengan secara langsung ditetapkan sebagai ODP,” jelas Menkomnfo
Menteri Jhonny berharap, pada minggu ketiga bulan Juni ini pengembangan QR Code untuk digital diary ini sudah bisa dilauncing agar bisa digunakan oleh masyarakat.
Selanjutnya, dalam aplikasi tersebut juga membangun software development Kit untuk dapat dimanfaatkan di berbagai aplikasi. Sebagai contoh, jika di aplikasi Go-Jek ada kerjasama dengan PeduliLindungi maka seluruh driver Go-Jek bisa menggunakan aplikasi tersebut.
“Dengan menggunakan QR Code bisa mengetahui mereka (driver) dapat pergi ke mana, mengantar penumpang ke mana, di daerah yang mana misalnya mall atau gedung-gedung mana yang sudah memenuhi syarat-syarat protokol medis, dan tidak boleh ditambah jumlahnya bisa menghindari wilayah tersebut.
Demikian halnya dengan wilayah-wilayah yang masih dimungkinkan untuk masuk ke salah satu mall atau restoran yang sesuai standar kesehatan 50% misalnya, dari situ belum sampai 50% boleh pergi ke wilayah tersebut.
“Akan tetapi apbila sudah 50% aplikasi ini akan mengingatkan untuk tidak perlu pergi ke sana dan dapat mencari tempat yang lain, sehingga masyarakat tidak perlu antri dan menyita waktunya, sekaligus akan membantu aparat-aparat baik aparat pemerintah daerah, kepolisian maupun TNI yang bertugas di lapangan,” ujarnya.