Percepat Migrasi ke Digital, Kominfo Bangun Infrastruktur TIK

Jakarta, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate megatakan situasi pandemi Covid-19 telah mendorong akselerasi transformasi digital untuk memasuki era baru, yaitu era digital society. Berbagai aktivitas pemerintah maupun masyarakat yang sebelumnya dilakukan secara konvensional secara fisik kini beralih ke ruang digital. 

“Karena memang pandemi Covid-19 salah satu dampak yang positif di samping dampak-dampak yang menakutkan dan mencemaskan, adalah momentum transformasi digital, momentum di mana migrasinya kehidupan masyarakat, bahkan kehidupan bangsa dan negara secara global bermigrasi dari ruang fisik (physical space) ke ruang digital atau digital space,” ungkapnya dalam Rapat Kerja Nasional X Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang berlangsung secara virtual, dari Jakarta, Senin (23/11/2020).

Pandemi menurut Menteri Kominfo, merupakan momentum bagi Indonesia untuk melakukan satu giant leap (lompatan raksasa) yang menuju kehidupan, kemasyarakatan, dan kesejahteraan yang lebih baik, baik masa pandemi maupun post-demi nanti.

“Kalau pesan Bapak Presiden, momentum Covid-19 ini harus kita bajak, harus kita ambil. Dalam kaitan dengan itu, sebagai pejabat pemerintah, saya ingin tentu mengajak adik-adik sekalian, anak-anak saya sekalian, untuk bersatu atau masuk di dalam satu kapal besar perubahan. Kapal transformasi di mana kita bermigrasi dari kehidupan keseharian-keseharian fisik yang konvensional ke kehidupan baru dan kemasyarakatan termasuk organisasi kemahasiswan, yaitu ruang digital.,” ujarnya.

Sebagai upaya mengatasi pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional. Menteri Johnny menegaskan, Kementerian Kominfo mengambil  empat inisiatif dalam mempercepat transformasi digital Indonesia. Keempat inisiatif  tersebut meliputi penyelesaian pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang merata dan berkualitas, pengembangan teknologi pendukung akselerasi transformasi digital, pengembangan sumberdaya manusia (SDM) atau talenta digital dengan jumlah dan kualitas yang memadai serta berkelanjutan, dan penuntasan legislasi primer dan penguatan kerja sama internasional.

Menurut Menteri Kominfo empat langkah strategis dan prioritas tersebut menjadi agenda kerja Kominfo saat ini untuk mendampingi dan menghantar masyarakat Indonesia menuju ke era baru, era digital. Indonesia Towards A Digital Nations. 

“Dari sisi negara, Presiden Jokowi sudah menyampaikan untuk melakukan transformasi digital dan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mengemban amanat untuk merealisasikan agenda besar tersebut, mengambil langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikannya,” tuturnya,

Deployment Akses Internet

Lebih lanjut, Menteri Johnny mengatakan, salah satu upaya untuk mempercepat akselerasi transformasi digital adalah pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang berkualitas di seluruh Indonesia. 

“Caranya adalah dengan membangun jaringan backbonemidlle-mile, dan last-mile. Dengan itu nanti, akan terjadi peningkatan rasio internetifikasi di Indonesia dan penurunan disparitas internetifikasi antarwilayah dan penduduk baik dari sisi jangkauan maupun kualitas layanan internet yang memadai,” jelasnya.

Guna mempercepat akses peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet, Kementerian Kominfo akan meneruskan dan melanjutkan deployment atau melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informatika atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara merata diseluruh penjuru tanah air sebagai langkah pertama dalam percepatan transformasi digital.

“Termasuk di dalamnya adalah 12.518 desa dan kelurahan di seluruh wilayah Indonesia yang hingga saat ini belum tersedia fasilitas sinyal 4G dari 83.218 desa dan kelurahan yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.  Tanpa tersedianya infrastruktur telekomunikasi dan Informatika yang memadai, tentu sulit sekali Indonesia melakukan adaptasi yang cepat untuk menyesuaikan dirinya dengan kehidupan baru kita, yaitu kehidupan di dalam ruang digital,” papar  Menteri Kominfo.

Menteri Johnny menambahkan, saat ini dari total 12.548 desa dan kelurahan, masih terdapat 9.113 desa dan keluran yang berada di wilayah 3T atau wilayah terdepan, terluar dan tertinggal belum terjangkau sinyal akses 4G. 

“Wilayah-wilayah 3T ini, menjadi tugas Kominfo yang diamanatkan untuk melakukan penyelesaian deployment infrastruktur dimaksud dan ada 3.438 desa dan kelurahan di wilayah komersial atau wilayah non3T yang menjadi tugas operator seluler di seluruh Indonesia ini,” tegasnya.

Dalam diskusi, Menteri Johnny menyampaikan saat ini sudah dibangun jaringan backbone serat optik nasional sepanjang 348.000 kilometer yang terbentang di daratan dan lautan Nusantara. Jika ditarik ujungnya, maka hampir 9 kali mengitari bumi panjangnya.

“Kita menggelar backbone fiber optic di darat dan di laut, setengahnya melewati ngarai, sungai, pegnungan, dan setengah lagi ada di dasar laut di seluruh Indonesia. Luar biasa sulitnya. Kalau kita melihat ICT infrastructure deployment, penggelaran TIK di Indonesia, sebagai amanat pertama dan terjemahan transformasi digital,” jelas Menteri Kominfo.

Sementara untuk  jaringan middle-mile, menurut Menteri Johnny, Pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur jaringan fiber-link, microwave-link, dan satelit. Pada tahun 2023, Indonesia akan meluncurkan satelit multifungsi atau high-throughput satellite (HTS) SATRIA untuk melengkapi lima satelit nasional dan empat satelit asing yang digunakan sekarang. Satelit ini diharapkan dapat menjangkau 150.000 titik layanan publik yang saat ini belum memiliki akses internet memadai.

“Kita saat ini menggunakan 9 satelit yang diletakkan di orbit dengan kapasitas seluruhnya 50 Gigabyte per second,” ujarnya.

Sedangkan, untuk jaringan last-mile, saat ini Indonesia memiliki sekitar 478.000 Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun Kementerian Kominfo bersama operator seluler untuk mendukung jaringan mobile broadband. Bersama operator telekomunikasi, Kominfo juga terus mendorong pemerataan jaringan fixed broadband serta optimalisasi penggunaan satelit untuk penuntasan infrastruktur last-mile.

“Setengah juta BTS sudah dibangun. baik oleh operator seluler maupun oleh Kominfo. Kalau BTS ini dibangun di negara tetangga kita, Singapura misalnya, setiap 50 meter ada 1 BTS saking banyaknya. Tapi, memang Indonesia ini negara yang sangat besar, sangat luas, 17.000 pulau di Indonesia sehingga penggelaran infrastruktur bukan soal yang gampang,” jelas Menteri Kominfo.

Metamorfosa

Menteri Johnny menegaskan, saat ini  Kementerian Kominfo sudah bermetamorfosa memainkan peran menjadi Kementerian Infrastruktur Dasar. Hal itu dilatari adanya  kebutuhan akan telekomunikasi dan ruang digital saat ini sebagai kebutuhan dasar.

“Tidak saja karena sejak Departemen Penerangan (Deppen) dilikuidasi oleh Gus Dur. Transformasi digital ini bukan pelayanan dasar, kalau dulu Kementerian Kominfo dikenal atau identik dengan Kementerian Penerangan Komunikasi, maka semuanya akan berbicara mana komunikasinya, mana penerangannya,” ungkapnya.

Menurut Menteri Kominfo, untuk hal yang sangat fundamental infrastruktur TIK sekarang sudah sama pentingnya dengan infrastruktur dasar lainnya, bahkan sama pentingnya dengan MCK. Sama pentingnya dengan infrastruktur air minum karena itu kebutuhan sehari-hari.

“Kita tidur, yang terakhir kita periksa adalah informasi di gadget kita, informasi di gawai kita. Kita bangun, yang pertama kita periksa juga adalah gawai kita. Kita mengakhiri hari dengan memeriksa gawai dan kita mengawali hari dengan membuka gawai. Begitu pentingnya ruang digital ini untuk kita kelola dengan baik. Itu kira-kira secara umum terkait dengan kebijakan Kementerian Kominfo sebagai Kementerian Infrastruktur di bidang telekomunikasi atau yang disebut dengan ICT Infrastructure,” tandasnya. (hm.ys)

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/30987/percepat-migrasi-ke-digital-kominfo-bangun-infrastruktur-tik/0/berita_satker?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter