Lewat DEA_DTS 2021, Kominfo Latih Milenial Jadi Pengusaha Digital

Jakarta, Kominfo – Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar pelatihan daring Digital Entrepreneurship Academy (DEA) Program Digital Talent Scholarship (DTS) 2021untuk mendorong kewirausahaan digital. Kepala Badan Penilitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Hry Budiarto menyatakan lewat pelatihan untuk Kementerian Kominfo menargetkan dapat mencetak pengusaha digital dari kalangan milenial.

“Ini akademi untukl kewirauasahaan digital, kita menginginkan peserta akademi ini bisa menjadi pengusaha disital. Pengusaha yang mampu memanfaatkan secara optimal media digital dengan menggunakan teknologi mutakhir,” jelasnya dalam kumpul Talenta Digital: Jadi Wirausaha Online dari DTS, dari Jakarta, Selasa (16/03/2021).

Kepala Bdan Litbang SDM mengungkapkan saat ini jumlah pengusaha di indonesia masih dikisaran 3,47% jumlah penduduk. Padahal, jika dibandingkan dsengan negara maju, proposi pengusaha bisa sampai 100% s.d. 14% dari jumlah penduduk. “(Indonesia) sangat sedikt sekali, hanya sekitar 3,5 % dari jumlah penduduk sebanyak 266 juta. Kalau di negara maju bisa sampai 10% sampai 14%,” jelasnya.

Oleh karena itu, Hary Budiarto mengharapkan melalui DEA dalam Program DTS 2021 ini akan muncul pengusaha digital, terutama dari kalangan milenial. “Kita mengharapkan pengusaha baru terutama dari para milenial yang ada di Indonesia,” harapnya.

Mengutip data Indeks Kewirausahaan Global dari Global Entrepreneurship Development Institute, Kepala Badan Litbang SDM menyebutkan saat ini Indonesia berada pada posisi 75 dari 137 negara dengan nilai yang bagus.  “Harusnya kita naik lebih tinggi. Dan dibandingkan tahun 2018, posisi Indonesia saat ini sudah lebih bagus,” tandasnya.

Peluang usaha digital, menurut Hary Budiarto akan makin meningkat di masa pandemi. Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 masyarakat lebih banyak menggunakan perangkat digital. “Di masa pandemi, semua orang banyak diam di rumah, maka peluang untuk membangun usaha digital, karena tidak mengalami penurunan,” jelasnya. 

Menurut Kepala Badan Litbang SDM, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan kewirausahaan digital. “Setelah kita teliti, usaha digital di Indonesia bisa meningkat sampai 50% di masa pandemi. Ini potensi yang bisa kita raih dan pertumbuhannya bagus. Dan untuk meningkatkan lebih besar lagi kita menyiapkan talenta digital,” paparnya.

Apalagi, di tengah keragaman kearifan lokal masyarakat Indonesia, menurut Hary Budiarto banyak potensi yang bisa dikembangkan dengan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kesejahteraan. “Saya melihat dari daerah ada banyak kearifan lokal, banyak sekali potensi yang bisa menggunakan media digital,” tegasnya.

Kepala Badan Litbang SDM menyontohkan kearifan lokal yang bisa dikembangkan mulai dari kuliner hingga pariwisata.  “Banyak kuliner Indonesia yang bisa dikemas, contohnya kopi bagaimana dikemas agar bisa meningkatkan produksi dan penjualan. Belum lagi dunia pariwisata yang bisa dijalankan dengan media digital,” ungkapnya.

Hary Budiarto mendorong pelatihan ini bisa diikuti oleh semua masyarakat agar bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui media digital. “Kita sekarang melihat, 90% produk di marketplace adalah produk impor. Nah, bagaimana caranya agar produk lokal bisa bersaing. Untuk kualitas produk Indonesia tidak kalah. Namun bagaimana memperkuat jaringan dan logistik, bagaimana mengemas produk dan bisa menguasai teknologi marketplace agar bisa menopang ekonomi digital,” tuturnya.

Kepala Badan Litbang SDM mengharapkan pelatihan ini dapat mendorong produk Indonesia makin mendunia. Oleh karena itu, ia mengharapkan agar peserta pelatihan agar menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan dalam DEA-DTS 2021.“Saya mengharapkan peserta pelatihan bisa menularkan ilmunya kepada saudara, tetangga, dan networking agar semua bisa menjadi lebih maju.  mbsia menularkan kepada suatrada tenggat dan netwodkingnya bsia memjadi yang diharaoak seaiah bisa lebih maju. Saya berharap peserta bisa sukses dan bersama kita menguasai dunia digital,” ungkapnya.

Dalam Kumpul Talenta Digital itu, Hary Budiarto menjelaskan lewat Program DTS 2021, Kementerian Kominfo menyiapkan pelatihan untuk beberapa akademi. “Vocational Graduate Academy (VGA) dan Fresh Graduate Academy (FGA) untuk mencetak teman-teman lulusan lembaga pendidikan agar memiliki sertifikat kemampuan teknologi digital. Thematic Academy (TA) untuk masyarakat dan buruh migran. Ada pula Profesional Academy untuk para profesional agar meningkatkan kompetensinya,” jelasnya

Peningkatan kompetensi SDM TIK yang sesuai dengan kebutuhan industri dalam Program DTS ini dilakukan melalui pelatihan dan/atau sertifikasi dengan mitra penyelenggara termasuk global tech companies di antaranya Amazon, Cisco, Facebook, Google, IBM, Microsoft, Oracle, Progate, Red Hat, serta mitra lokal di bidang edutech.

“Ada juga Talent Scouting Academy, itu untuk mereka yang punya bakat potensi sehingga mereka bisa menguasai dunia teknologi sebagaimana diinginkan oleh Bapak Presiden Jokowi,” ungkap Kepala Badan Litbang SDM. 

Dalam Program DTS 2021, juga terdapat akademi yang dapat diikuti oleh Aparatus Sipil Negara (ASN).  “Ada pelatihan untuk meningkatkan pelayanan publik, Government Transformation Academy untuk ASN agar bisa menggunakan teknologi digital lebih baik,” jelasnya.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/33303/lewat-dea-dts-2021-kominfo-latih-milenial-jadi-pengusaha-digital/0/berita_satker