PEKANBARU – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar melakukan dialog publik bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi. Pertemuan ini berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Kota Pekanbaru, Jumat (25/08/2023).
Dikatakan Gubri Syamsuar, diskusi ini juga diikuti oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan para pemuda. Sehingga, dari pertemuan tersebut peserta bisa mendapatkan informasi secara langsung dan berdampak untuk pembangunan Riau digital di masa depan.
“Ini kemarin sudah menjadi komitmen beliau untuk membantu agar semua desa yang ada di Riau ini dapat terdigitalisasi untuk kemajuan ekonomi dan sekaligus juga untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” katanya.
Gubernur Syamsuar menjelaskan, beberapa daftar aplikasi yang telah dikelola oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk mendukung usaha mikro kecil dan menengah. Adapun aplikasi itu adalah, Sistem Elektronik Perindustrian yang Akuntabel dan Terpadu (SEPAT) dikelola oleh Disperindag, dimanfaatkan untuk publikasi data ikm dan UMKM.
“Kedua, [aplikasi] monitoring data umkm (Mata UMKM) ini kami buat dalam rangka kemarin kita dilanda covid karena banyak bantuan dari pusat dan bantuan, provinsi, juga kabupaten. Kita tidak mau nanti ada permasalahan timpang tindih. Karena itu kita buat aplikasi untuk mendeteksi UMKM dan sekaligus ini bekerjasama dengan BPKP. Alhamdulillah aplikasi mata UMKM kita ini dipakai oleh BPKP pusat untuk menerapkan juga di semua provinsi yang ada di Indonesia,” jelasnya.
“Aplikasi ini bisa digunakan untuk teman-teman yang ada di daerah lain dalam rangka mendeteksi pelaku UMKM bahkan nanti bantuan itu tepat sasaran,” lanjutnya.
Aplikasi ketiga, adalah Komunikasi dan Informasi Pasar Pantauan Barang Penting dan Harga Pangan (Kodai Puan Tipa). Diterangkan Gubri, ini buat dalam rangka mengantisipasi sekaligus membantu dapat monitoring dan menampilkan informasi harga barang kebutuhan pokok terutama terhadap pelaku-pelaku UMKM.
“Berikutnya, ada juga aplikasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) perkenaan dengan layanan pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik ini sudah semua terpadu seluruh Indonesia,” terangnya.
Kemudian yang kelima, aplikasi Bedelau (Berbasis Dengan Layanan Automatic). Aplikasi ini untuk memberi kemudahan berusaha bagi masyarakat kita semua. Selanjutnya, OSS RBA (Online single Submission Risk Based Aproach) Atau OSS Berbasis Resiko.
Gubri katakan, terdapat aplikasi yang diapresiasi oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Aplikasi dari Riau tersebut yaitu Klinik LKPM (laporan kegiatan penenaman modal).
“Ada satu yang ini, belum dibuat seluruh Indonesia. Sehingga, Pak Menteri Investasi waktu datang ke sini [Riau] kemarin beliau juga terkesan, apa yang telah kami buatkan inovasi yang disebutkan di situ namanya Klinik LKPM (laporan kegiatan penenaman modal),” ungkapnya.
“Klinik LKPM ini memberikan edukasi kepada pelaku-pelaku UMKM yang di situ ada berkaitan masalah halal, masalah pom, masalah sertifikasi yang harus dikuasai oleh pemilik. Sehingga pada waktu itu Pak Menteri Investasi langsung panggil deputinya ini buat contoh untuk Indonesia untuk dinas penanaman modal seluruh Indonesia buat peraturan menterinya supaya nanti semuanya seperti Riau,” ujarnya.
Kemudian yang keenam, Riau juga telah melaksanakan aplikasi Bela Pengadaan/Toko Daring ini adalah dari aplikasi dari KPK khususnya berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa. Pengadaannya juga bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM agar mereka juga mendapatkan pekerjaan dari penyedia barang dan jasa.
“Terakhir ada Mbiz Market ini juga seluruh Indonesia sudah melaksanakan ini dalam rangka Business to Business marketplace untuk pengadaan barang dan jasa,” tandasnya.
Sumber: https://mediacenter.riau.go.id/read/80509/dialog-publik-bersama-menkominfo-ri-gubri-pap.html